Sebagian musuh dakwah Salafiyah menganggap bahwa menisbatkan diri kepada Salaf merupakan pengelompokan bid’ah. Hal itu sebagaimana menamakan diri dengan: Ikhwanul Muslimin, Hizbut Thahrir, dan Jamaah Tabligh. Mereka tidak tahu, bahwa Salafiyah adalah sebuah penasaban terhadap generasi terbaik. Yaitu generasi sahabat dan tabi’in, yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebaikan. Juga merupakan penyandaran terhadap umat yang ma’sum (terjaga dari kesalahan), yang tidak akan bersepakat di dalam kesesatan, umat yang telah diridhai oleh Allah. Dia berfirman:
رَّضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْاعَنْهُُ
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. [al-Bayyinah: 8]
Sungguh jauh berbeda, antara orang yang menisbatkan diri kepada individu yang tidak ma’sum , bersikap loyal, dan fanatik terhadap seluruh perkataan dan pendapatnya, dengan orang yang menisbatkan diri kepada umat yang selamat dari penyimpangan dan kesesatan di saat munculnya banyak perselisihan.
وسََتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً قِيْلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ :هُمُ الَّذِيْنَ عَلَي مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي ِ
Umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Semuanya di dalam neraka kecuali satu. Siapa dia wahai Rasulullah? Jawab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Mereka adalah orang-orang yang semisal dengan apa yang aku dan sahabatku berada di atasnya. [2]
Itulah Salafiyah yang mengambil Islam secara murni, bersih dari segala bid’ah. Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan umat terbaik sesudah mereka.
Bagaimana kalian membolehkan “jamaah-jamaah” Islam menisbatkan diri terhadap individu-individu yang tidak ma’sum, lalu pada waktu yang sama kalian melarang orang-orang menasabkan kepada umat yang ma’sum dari segala kesesatan. Menasabkan diri kepada Salafush Shalih, dari kalangan sahabat, tabi’in, dan para imam (ulama) rabbani yang jauh dari hizbiyah- hizbiyah (fanatik terhadap kelompok-kelompok) pemecah belah umat?
Guru kami, al-Albani telah berkata, membantah hizbiyah : “Kami terang-terangan memerangi hizbiyah- hizbiyah tersebut, karena hal tersebut sebagaimana firman Allah:
كُلُّ حِزْبٍ بِمَالَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). [al-Mu’minun: 53]
Padahal tidak ada hizbiyah sama sekali dalam Islam. Berdasarkan nash al-Qur’an, hizb hanya ada satu, (yakni hizbullah).
أَلآَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Ketahuilah sesungguhnya hizb Allahlah yang beruntung. [Mujadalah: 22]
Hizbullah adalah jamaah Rasulullah n dan hendaknya seseorang itu berada di atas manhaj para sahabat, hal ini membutuhkan ilmu terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. [3].
Beliau (Al-Albani) pernah juga ditanya: “Apakah Salafiyah itu dakwah hizbiyah, golongan, madzhab ataukah kelompok baru dalam Islam?”
Beliau menjawab: “Kalimat “Salaf” itu terkenal di dalam bahasa Arab dan syar’i. Telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika akan wafat beliau berkata kepada Fatimah, putrinya:
فَاتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ وَ نِعْمَ السَّلَفِ أَنَا لَكِ
Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah. Aku adalah sebaik-baik salaf bagimu.
Banyak sekali para ulama’ yang mengunakan istilah “Salaf”. Satu contoh, ketika mereka menggunakannya untuk menghancurkan bid’ah:
وَكُلُّ خَيْرٍ فِيْ اتِّبَاعِ مَنْ سَلَفَ وَكُل شَرٍّ فِيْ ابْتِدَاعِ مَنْ خَلَفَ
Setiap kebaikan adalah di dalam mengikuti salaf, dan setiap kejelekan adalah di dalam bid’ahnya khalaf.
Tetapi ada sebagian orang yang mengaku berilmu mengingkari penisbatan terhadap Salaf, dengan anggapan hal itu tidak ada sandarannya. Dia mengatakan: “Seorang muslim tidak boleh mengatakan: “Saya Salafi”. Sepertinya dia mengatakan: “Seorang muslim tidak boleh mengatakan saya adalah pengikut manhaj Salaf as-shalih dalam aqidah, ibadah, perilaku dan lainnya.”
Tidak diragukan lagi, pengingkaran ini membawa konsekwensi dia berlepas diri dari Islam yang shahih. Islamnya para Salaf as-Shalih, yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana telah diisyaratkan oleh hadits mutawatir dalam “Shahihain” dan lainnya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
Sebaik baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.
Seorang muslim tidak boleh berlepas diri dari penisbatan kepada Salafush shalih. Orang yang mengingkari penisbatan yang mulia ini, bukankah dia juga menisbatkan diri kepada madzhab-madzhab yang ada, baik dalam aqidah, maupun fiqih? Bisa jadi dia seorang Asy’ariy [4] atau Maturidy [5] Bisa jadi pula seorang Hanafi [6], Syafi’i [7], Maliki [8] atau Hambali [9], yang tergolong Ahlus Sunnah wal Jamaah. Padahal orang yang menisbatkan kepada madzhab Asy’ariy atau salah satu dari 4 madzhab (fiqih) yang ada, dia telah menisbatkan diri kepada individu yang tidak ma’sum, walaupoun ada juga paraulama yang benar. Tetapi apakah dia mengingkari penisbatan kepada individu-individu yang tidak ma’sum ini? [10]
Dan inilah perkataan ahlul ilmi tentang bolehnya menisbatkan diri kepada Salafush as-Shalih:
Ibnu Manzhur berkata: “Termasuk arti Salaf adalah: pendahulumu, yaitu bapak-bapakmu dan kerabatmu yang punya umur dan keutamaan lebih di atasmu. Oleh karena itu generasi pertama dari kalangan tabi’in dinamakan “Salafush Shalih.” [11]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada putrinya, Zainab, ketika akan meninggal:
إِلْحَقِيْ بِسَلَفِنَا الصَّالِحِ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُوْنَ
Susullah Salaf kita yang shahih, yaitu Utsman bin Mazh’un. [12]
Al-Ghazali berkata: “Yang saya maksud dengan Salaf adalah madzhab sahabat dan tabi’in. [13].
Syaikhul Islam berkata: “Tiada aib bagi orang yang menampakkan madzhab salaf dan menisbatkan kepadanya, bahkan penisbatan tersebut wajib diterima menurut kesepakatan (ulama’), karena madzhab salaf adalah madzhab yang haq.” [14]
Al-Baijuri berkata: “Yang dimaksud dengan istilah Salaf adalah orang yang terdahulu dari para nabi, tabi’in dan tabiut tabi’in.” [15]
[2]. HR. Abu Dawud no. 4596, Tirmidzi no. 2640, Ibnu Majah no. 3991, Ahmad 2/332
[3]. Lihat Manhaj Salafi Inda al-Albanny hal 13-19 dan Limadza Ikhtartu Manhaj Salaf hal 34
[4]. Orang yang mengaku mengikuti aqidah Abul Hasan Al-Asy’ariy-Red
[5]. Orang yang mengaku mengikuti aqidah Al-Maturidiy-Red
[6]. Orang yang mengaku mengikuti fiqih Abu Hanifah-Red
[7]. Orang yang mengaku mengikuti fiqih imam Muhammad bin Idris Asy-Sya’ifi-Red
[8]. Orang yang mengaku mengikuti fiqih imam Malik bin Anas-Red
[9]. Orang yang mengaku mengikuti imam Ahmad bin Hambal-Red
[11]. Lihat Lisanul Arab 9/159
[12]. HR. Ahmad no. (1/335); Ibnu Sa’ad (1/398-399) didhaifkan oleh al-Albani dalam Silsilah Dha’ifah no. 1715
[13]. Lihat Iljamul ‘Awam, hal: 62
[14]. Lihat Majmu Fatawa 4/149
[15]. Lihat “Jauhat at-Tauhid” hal. 111
Title : Salafiyah Adalah Sebuah Penasaban Yang Bid’ah!
Description : Sebagian musuh dakwah Salafiyah menganggap bahwa menisbatkan diri kepada Salaf merupakan pengelompokan bid’ah. Hal itu sebagaimana menamaka...
Description : Sebagian musuh dakwah Salafiyah menganggap bahwa menisbatkan diri kepada Salaf merupakan pengelompokan bid’ah. Hal itu sebagaimana menamaka...