Salafy menetapkan sifat SAKIT terhadap ALLAH ?

Dalam sebuah hadist qudtsi yang di keluar oleh imam bukhori dan muslim rodiallahu anhu Rosulullah bersabda :

عن سيدنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن الله تعالى قال : ياابن اّدم مرضت فلم تعدني, قال يا رب كيف اّعودك وأنت رب العالمين , قال : أما علمت أن عبدي فلانا مرض فلم تعده , أما علمت أنك لو عدته لوجدتني عنده …. إلى اّخر الحديث

( dari sayyidina rosulillah saw sesungguhnya ALLAH berfirman : wahai anak cucu adam saya sakit kenapa engkau tidak mengunjungiku ? ia berkata : wahai rabb bagaimana hamba mengunjungimu sementara engkau adalah rabb semesta alam ALLAH berfirman : apakah engkau tidak tau bahwa hambaku fulan sedang sakit ? akan tetapi engkau tidak mengunjunginya tahukah engkau apabila engkau mengunjungi nya niscaya engkau menjumpaiku di sisinya )

( HR. bukhori fil adab 517 . HR . muslim 2596 . HR. ibnu hibban 269 )

Jelas dan terang dalam teks hadist qudsi di atas menyatakan ALLAH sakit , lalu apakah orang-orang wahabi/salafy menetapkan sifat SAKIT terhadap ALLAH … ? tanpa adanya takwil …? Jika benar demikian maka aqidah anda adalah aqidah bathil penuh dengan kerancuan yang tidak jelas

BANTAHAN :

Adapun hadits qudsi bahwa Allah berfirman: “Wahai anak Adam, saya sakit kenapa kalian tidak menjengukku. Dia berkata: Wahai Robbku, bagaimana aku menjengukMu sedangkan Engkau adalah Robb semesta Alam. Allah berfirman: Tahukah kamu bahwa hambaKu fulan sakit tetapi kamu tidak menjenguknya?!…Apakah hadits ini hujjah bagi para penyeleweng makna?! 

Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Salaf telah menerima hadits ini dan tidak memalingkannya dari dhohirnya , tetapi mereka menafsirkan seperti penafsiran Dzat yang mengucapkan (Allah) sendiri. Maka firmanNya “Saya sakit” sudah ditafsirkan dengan firmanNya “Tahukan kamu bahwa hambaku fulan sakit. Inilah penafsiran Allah yang lebih tahu tentang maksud ucapanNya. Penafsiran seperti bukanlah penyelewengan makna karena kita menafssirkan dengan penafsiran Allah. Allah menyandarkan kepada diriNya sebagai anjuran dan dorongan sebagaiman firmanNya: “Siapa yang memberikan pinjaman kepada Allah” (Al-Baqoroh: 245).

Justru hadits ini merupakan dalil telak bagi orang yang menyelewengkan makna tanpa dalil dari Al-Qur’an dan hadits, sebab seandainya hal itu tidak seperti dhohirnya tentu akan dijelaskan oleh Allah dan Rasulnya. (Lihat Al-Qowaid Al-Mutsla fi Sifatillah wa Asmaihi Husna hlm. 102-103).

Dengan demikian, maka hancurlah argumen para penyeleweng ayat-ayat dan hadits dari makna aslinya tanpa dalil dan nampaklah kebenaran madzhab salaf dalam masalah ini. Semoga Allah selalu meneguhkan kita semua di atasnya.

Title : Salafy menetapkan sifat SAKIT terhadap ALLAH ?
Description : Dalam sebuah hadist qudtsi yang di keluar oleh imam bukhori dan muslim rodiallahu anhu Rosulullah bersabda : عن سيدنا رسول الله صلى الله ...