kenapa di dalam al-Qur’an ada ayat yang menggunakan kata-kata “KAMI”; orang pertama dalam bentuk jamak bukan tunggal, berarti benarlah Tuhannya orang Nasrani tentang TRINITAS, Tuhan bapak, anak dan roh kudus?
Jawab:
Sesungguhnya, termasuk permasalahan terbesar pada syubhat para pendeta Nasrani yang mereka tanamkan kepada akal para pengikutnya adalah bahwa mereka jahil (bodoh) terhadap bahasa Arab. Lalu mereka menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an yang mulia kepada bahasa mereka kemudian mengeluarkan hukum jahil mereka berdasarkan bahasa mereka, bukan berdasarkan kekhususan bahasa, dan lisan Arab. Kemudian orang-orang awam Nasrani menukil kebodohan tersebut dari pendeta-pendeta mereka.
Kata [نَحْنُ], nahnu (kami), dalam bahasa Arab tidak harus bermakna lebih dari satu, karena itu adalah bentuk penghormatan menurut bangsa Arab dalam bahasa mereka. Para Raja dan panglima, saat mereka menetapkan keputusan, maka mereka akan menetapkan keputusan tersebut dengan menyebut kata nahnu (kami), padahal dia hanya satu orang. Akan tetapi kata itu digunakan untuk mengungkapkan pengagungan dan kedudukan tinggi. Hal tersebut terus berlangsung hingga hari ini pada sebagian pemimpin bangsa Arab. Oleh karena itu, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan al-Qur’an yang mulia, Dia menurunkannya dengan lisan Arab hingga bangsa Arab kala itu tidak pernah memprotes satu kata atau ayat pun, karena mereka tahu maksud dari al-Qur’an yang mulia. Mereka hanya menuduh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan tuduhan-tuduhan, diantaranya adalah tukang sihir atau gila. Akan tetapi tidak ada seorang pun yang berani menuduhnya tentang ayat-ayat al-Qur’an, karena pengetahuan mereka bahwa ayat-ayat tersebut sesuai dengan bahasa dan lisan mereka.
Jika bangsa Arab menggunakan lafazh nahnu (kami) karena mengagungkan urusan mereka, maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih berhak dengan pengagungan itu dan lebih layak dengannya dari setiap orang. Oleh karena itu, kata nahnu (kami) adalah untuk pengagungan dalam ayat-ayat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara kepada manusia, bukan untuk penggandaan.
Di antara perkara yang menolak kerancuan pemahaman tersebut adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan bentuk tunggal terhadap hak Dzat-Nya secara nyata dan berfirman kepada manusia dengan firmanNya Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah (2): 163)
Dan firmanNya:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.” (QS. al-Ikhlash (112): 1)
Maka yang demikian itu menunjukkan akan kebatilan keyakinan Trinitas, berbeda dengan klaim mereka, mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada mereka.
Oleh karena itu, sesungguhnya saya menasihatkan kepada setiap orang Nasrani yang mencari kebenaran untuk mempelajari kekhususan bahasa dan lisan Bangsa Arab yang mereka itu tidak pernah mengingkari perbedaan bentuk pembicaraan dalam al-Qur’an yang mulia, dimana kadang datang dengan bentuk jamak (plural), dan kadang dalam bentuk mufrad (tunggal). Jika para pembesar yang ahli bahasa, fasih dalam berbicara dan bersya’ir di zaman turunnya al-Qur’an tidak pernah walaupun sekali mengingkari (memprotes) macam-macam penggunaan bentuk pembicaraan dalam al-Qur`an yang mulia, maka bagaimana mungkin selain mereka, yang bukan bangsa Arab, juga bukan dari kaum muslimin pada zaman ini mengingkari ragam bentuk pembicaraan al-Qur’an yang mulia?!*
=============================
=============================
# Mengapa Allah Menggunakan Kata Ganti Jamak "Kami"?
Sebagaian kaum muslimin mungkin ada yang bertanya mengapa pada beberapa ayat Al-Quran Allah menggunakan kata ganti jamak (نحن/nahnu) "kami", padahal Allah Maha Esa
Jawabannya:
Dalam bahasa Arab, penggunaan kata jamak untuk tunggal itu bermakna pengagungan dan Allah berhak dengan keagungan ini. Bukan artinya Allah atau tuhan itu banyak
Dalam bahasa Arab, penggunaan kata jamak untuk tunggal itu bermakna pengagungan dan Allah berhak dengan keagungan ini. Bukan artinya Allah atau tuhan itu banyak
Berbeda dengan bahasa Indonesia, penggunaan kata "kami" untuk tunggal bermakna "merendah atau menghormati"
Misalnya pak RT ketika memegang jabatan:
"Kami memegang amanah ini ...
"Kami memegang amanah ini ...
Dalam kamus Arab Al-Mu'jam dijelaskan makna lafadz "kami"
ﻧﺤﻦ ﺿﻤﻴﺮ ﻳﻌﺒﺮ ﺑﻪ ﺍﻻﺛﻨﺎﻥ ﺃﻭ ﺍﻟﺠﻤﻊ ﺍﻟﻤُﺨْﺒِﺮﻭﻥ ﻋﻦ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ، ﻭﻗﺪ ﻳﻌﺒِﺮ ﺑﻪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﻋﻨﺪ ﺇﺭﺍﺩﺓ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ
"Kata "kami" bisa digunakan untuk dua orang atau jamak untuk berbicara mewakili mereka. Terkadang juga (kami) disebutkan dalam bentuk tunggal untuk maksud pengagungan." [1]
Demikian juga penjelasan dan fatwa ulama, dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah:
ﻣﻦ ﺃﺳﺎﻟﻴﺐ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻳﻌﺒﺮ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﺑﻀﻤﻴﺮ " ﻧﺤﻦ " ﻟﻠﺘﻌﻈﻴﻢ
"Termasuk ungkapan dalam bahasa Arab yaitu seseorang "tunggal" menyebut dirinya dengan kata ganti jamak "kami" untuk pengagungan" [2]
Bisa jadi maknanya mencakup jamak dari makna nama-nama Allah yang banyak (jamak). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
ﺻﻴﻐﺔ ﺍﻟﺠﻤﻊ ﺗﻘﺘﻀﻲ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﺘﺤﻘﻪ ، ﻭﺭﺑﻤﺎ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺎﻧﻲ ﺃﺳﻤﺎﺋﻪ
"Lafadz jamak bermaksud pengagungan sesuai dengan keagungan Allah dan bisa juga menunjukkan makna nama-nama Allah.[3]
Sangat tidak tepat mengatakan lafadz jamak ini bahwa Allah itu banyak dan berbilang, karena jelas bahwa Allah itu maha Esa.
ﻭَﺇِﻟَٰﻬُﻜُﻢْ ﺇِﻟَٰﻪٌ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ۖ ﻟَﺎ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَٰﻦُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ
Dan ilah-mu adalah ilah Yang Maha Esa; tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. [al-Baqarah/2:163]
Title : Kata-kata “KAMI” di dalam al-Qur’an
Description : kenapa di dalam al-Qur’an ada ayat yang menggunakan kata-kata “KAMI”; orang pertama dalam bentuk jamak bukan tunggal, berarti benarlah Tuha...
Description : kenapa di dalam al-Qur’an ada ayat yang menggunakan kata-kata “KAMI”; orang pertama dalam bentuk jamak bukan tunggal, berarti benarlah Tuha...